UAS PLSBT
PENDIDIKAN
LINGKUNGAN SOSIAL BUDAYA DAN TEKNOLOGI
(PLSBT)
MAKALAH
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata
Kuliah: PLSBT
Dosen: Siti Rokayah S.
Ag
Oleh:
Setio Aji Nugroho PAI/II/015.011.0015
JURUSAN
TARBIYAH
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI
AGAMA ISLAM SILIWANGI BANDUNG
2015/2016
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmatnya kepada kita semua. Sehingga kita dapat belajar
PLSBT. Shalawat serta salam kita curahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah
membawa kita menuju jalan yang lurus.
Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi adalah suatu kajian
terhadap masalah-masalah
lingkungan, sosial, budaya dan teknologi secara scientific, komprehensif,
general, integral dalam perspektif pendidikan untuk di carikan alternatif
pemecahannya. Oleh
karena itu PLSBT merupakan ilmu yang mempelajari tentang bagaimana untuk
bersosialisasi terhadap sesama, serta bagaimana menjaga kebudayaan yang ada
pada jaman modern ini.
Melalui
makalalah ini, saya berusaha memberikan ilmu yang sudah di dapat. Walaupun
dangkal, ingsya Allah dapat bermanfaat bagi kita semua yang membacanya.
Terimakasih yang setulus-tulusnya
kepada dosen yang telah mengajarkan PLSBT yaitu Siti Rokayah, S.Ag. yang telah
membimbing dan berjuang untuk meneruskan perjuangan para Ulama, serta
menjadikan para Mahasiswa agar lebih mengerti serta paham terhadap PLSBT. Dan
trimakasih pula kepada rekan-rekan seperjuangan yang yang telah membantu saya,
sehingga terselesaikannya makalah ini.
Cimahi,
23 Juni 2016
Penulis
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmatnya kepada kita semua. Sehingga kita dapat belajar
PLSBT. Shalawat serta salam kita curahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah
membawa kita menuju jalan yang lurus.
Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi adalah suatu kajian
terhadap masalah-masalah
lingkungan, sosial, budaya dan teknologi secara scientific, komprehensif,
general, integral dalam perspektif pendidikan untuk di carikan alternatif
pemecahannya. Oleh
karena itu PLSBT merupakan ilmu yang mempelajari tentang bagaimana untuk
bersosialisasi terhadap sesama, serta bagaimana menjaga kebudayaan yang ada
pada jaman modern ini.
Melalui
makalalah ini, saya berusaha memberikan ilmu yang sudah di dapat. Walaupun
dangkal, ingsya Allah dapat bermanfaat bagi kita semua yang membacanya.
Terimakasih yang setulus-tulusnya
kepada dosen yang telah mengajarkan PLSBT yaitu Siti Rokayah, S.Ag. yang telah
membimbing dan berjuang untuk meneruskan perjuangan para Ulama, serta
menjadikan para Mahasiswa agar lebih mengerti serta paham terhadap PLSBT. Dan
trimakasih pula kepada rekan-rekan seperjuangan yang yang telah membantu saya,
sehingga terselesaikannya makalah ini.
Cimahi,
23 Juni 2016
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi adalah suatu kajian
terhadap masalah-masalah
lingkungan, sosial, budaya dan teknologi secara scientific, komprehensif,
general, integral dalam perspektif pendidikan untuk di carikan alternatif
pemecahannya.
Adapun tujuan mempelajari mata kuliah PLSBT salah satunya adalah meningkatkan
kesadaran
lingkungan dalam mengembangkan kehidupan yang selaras, serasi dan seimbang dengan meningkatkan hidup berupa kesadaran diri selaku makhluk sosial
budaya dan bagian yang tak terpisahkan
dari alam,
meningkatkan kepekaan dan keterbukaaan terhadap masalah-masalah lingkungan
sosial budaya dan teknologi serta bertanggung jawab dalam memecahkan masalah
tersebut. Dalam
kehidupan sehari-hari manusia tidak terlepas dari pengaruh orang lain. Seorang
manusia, selama hidup tidak akan terlepas dari pengaruh masyarakat, di rumah,
di sekolah, dan lingkungan yang lebih besar. Oleh karena itu, manusia dikatakan
sebagai mahluk sosial, yaitu makhluk yang di dalam kehidupannya tidak bisa
melepaskan diri dari penngaruh orang lain, dan manusia pun selalu terikat
dengan kebudayaan, karena manusia adalah pencipta dan pengguna kebudayaan itu
sendiri.
Manusia dan kebudayaan adalah dua kata yang bukan hal asing ditelinga.
Kata-kata itu sering didengar dari radio, televisi dari mulut kemulut dari
koran-koran dari buku-buku, sehingga karena seringnya mendengar dan membaca
orang tidak lagi memikirkan maksudnya.
Sedikit sekali orang yang mengerti apa itu manusia, apa itu kebudayaan apa hubungannya apa pengaruhnya, apa manfaatnya bagi kehidupan sehari-hari, dan pada akhirnya orang memandang kebudayaan itu sangat sempit. Orang menganggap bahwa kebudayaan itu adalah kesenian, atau sesuatu yang hanya berbau seni. Oleh karena itu hal diatas, maka kami disini mencoba membahasnya secara luas dan gamblang tentang manusia dan kebudayaan baik pengertian wujud, sistem, unsur-unsur, subsitansi, sifat-sifat dan segala hal tentang manusia dan kebudayaan.
Sedikit sekali orang yang mengerti apa itu manusia, apa itu kebudayaan apa hubungannya apa pengaruhnya, apa manfaatnya bagi kehidupan sehari-hari, dan pada akhirnya orang memandang kebudayaan itu sangat sempit. Orang menganggap bahwa kebudayaan itu adalah kesenian, atau sesuatu yang hanya berbau seni. Oleh karena itu hal diatas, maka kami disini mencoba membahasnya secara luas dan gamblang tentang manusia dan kebudayaan baik pengertian wujud, sistem, unsur-unsur, subsitansi, sifat-sifat dan segala hal tentang manusia dan kebudayaan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merumuskan
rumusan masalah sebagai berikut.
1. Definisi individu
2. Sebagai Perkembangan Manusia Individu
3. Apa Pengertian Kebudayaan dan Pembahasannya
?
4. Apakah dampaknya hasil Kebudayaan
terhadap Lingkungan?
5. Apa yang di maksud interaksi sosial?
C.
Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, makalah ini bertujuan untuk:
1.
Mengetahui Definisi
Individu.
2.
Mengetahui
Perkembangan Manusia Individu.
3.
Mengetahui
pengertian kebudayaan dan pembahasannya.
4.
Mengetahui
Dampak Hasil Kebudayaan terhadap Lingkungan.
5.
Menjelaskan
Interaksi Sosial.
BAB 11
PEMBAHASAN
A. Definisi Individu
Individu berasal dari kata in dan devided. Dalam Bahasa
Inggris in salah satunya mengandung pengertian tidak, sedangkan devided artinya
terbagi. Jadi individu artinya tidak terbagi, atau satu kesatuan. Dalam bahasa
latin individu berasal dari kata individium yang berarti yang tak terbagi, jadi
merupakan suatu sebutan yang dapat dipakai untuk menyatakan suatu kesatuan yang
paling kecil dan tak terbatas.
Manusia sebagai makhluk individu memiliki unsur jasmani dan
rohani, unsur fisik dan psikis, unsur raga dan jiwa. Seseorang dikatakan
sebagai manusia individu manakala unsur-unsur tersebut menyatu dalam dirinya.
Jika unsur tersebut sudah tidak menyatu lagi maka seseorang tidak disebut
sebagai individu. Dalam diri individi ada unsur jasmani dan rohaninya, atau ada
unsur fisik dan psikisnya, atau ada unsur raga dan jiwanya.
Individu berasal dari kata latin
individuum yang artinya tidak terbagi.. individu menekankan penyelidikan kepada
kenyataan-kenyataan hidup yang istimewa dan seberapa mempengaruhi kehidupan
manusia (Abu Ahmadi, 1991). Individu bukan berarti manusia sebagai suatu
keseluruhan yang tidak dapat dibagi, melainkan sebagi kesatuan yang terbatas,
yaitu sebagai manusia perseorangan.
Individu adalah seorang manusia yang
tidak hanya memiliki peranan khas di dalam lingkungan sosialnya,malainkan juga
mempunyai kepribadian serta pola tingkah laku spesifik dirinya. Terdapat tiga
aspek yang melekat sebagai persepsi terhadap individu, yaitu aspek organik
jasmaniah, aspek psikis-rohaniah, dan aspek-sosial yang bila terjadi
kegoncangan pada suatu aspek akan membawa akibat pada aspek yang lainnya.
Individu dalam tingkah laku menurut pola pribadinya ada 3 kemungkinan: pertama
menyimpang dari norma kolektif kehilangan individualitasnya, kedua takluk
terhadap kolektif, dan ketiga memengaruhi masyarakat (Hartomo, 2004).
Individu tidak akan jelas identitasnya
tanpa adanya suatu masyarakat yng menjadi latar belakang keberadaanya. Individu
berusaha mengambil jarak dan memproses dirinya untuk membentuk perilakunya yang
selaras dengan keadaan dan kebiasaan yang sesuai dengan perilaku yang telah ada
pada dirinya.
Manusia sebagai individu salalu berada
di tengah-tengah kelompok individu yang sekaligus mematangkannya untuk menjadi
pribadi yang prosesnya memerlukan lingkungan yang dapat membentuknya
pribadinya. Namun tidak semua lingkungan menjadi faktor pendukung pembentukan
pribadi tetapi ada kalanya menjadi penghambat proses pembentukan pribadi.
B. Perkembangan Manusia Individu
Manusia pada waktu lahir tampaknya
sangat lemah namun bayi mempunyai banyak kemungkinan untuk berkembang. Bayi
berproses menjadi anak dan anak akan berkembang menjadi dewasa. Prinsip-prinsip
perkembangan pada manusia adalah sebagai berikut:
1.
Perkembangan mengikuti pola-pola
tertentu dan berlangsung secara teratur.
2.
Perkembangan menuju diferensiasi dan
integrasi dari gerakan-gerakan yang bersifat masal menuju gerakan-gerakan khusus.
3.
Pertumbuhan dan perkembangan tidak
terjadi secara tiba-tiba tetapi berlangsung secara berangsur-angsur secara
teratur dan terus-menerus.
4.
Suatu tingkat perkembangan dipengaruhi
oleh sifat perkembangan sebelumnya.
5.
Perkembangan antara anak satu berbeda
dengan anak lain, baik dalam perkem-bangan masing-masing aspek kejiwaannya
maupun cepat atau lambatnya perkembangan tersebut.
Pengaruh lingkungan masyarakat terhadap
individu dan khususnya terhadap pembentukan individualitasnya adalah besar,
namun sebaliknya individu pun berkemampuan untuk mempengaruhi masyarakat.
Kemampuan individu merupakan hal yang utama dalam hubungannya dengan manusia.
Perkembangan adalah serangkaian proses progresif yang
terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman (Hurlock, 1993).
Manusia selalu dinamis dan semenjak pembuahan sampai ajal selalu terjadi
perubahan. Dalam rentang kehidupannya, manusia melewati tahap-tahap
perkembangan dimana setiap tahap memiliki tugas-tugas perkembangan yang harus
dikuasai dan diselesaikan. Sebagian besar dari kita ingin berusaha menguasai
dan menyelesaikannya pada waktu yang tepat . Beberapa orang dapat berhasil,
sedangkan yang lain kemungkinan tidak berhasil atau terlalu cepat dari tahap
yang seharusnya.
Havighurst membagi tugas-tugas perkembangan selama rentang
kehidupan manusia sebagai berikut:
1. Masa bayi dan awal masa kanak-kanak
a) Belajar memakan makanan padat.
b) Belajar berjalan.
c) Belajar berbicara.
d) Belajar mengendalikan pembuangan
kotoran tubuh.
e) Mempelajari perbedaan seks dan tata
caranya.
f) Mempersiapkan diri untuk membaca.
g) Belajar membedakan benar dan salah,
dan mulai mengembangkan hati nurani.
2. Akhir masa kanak-kanak
a)
Mempelajari
ketrampilan fisik yang diperlukan untuk permainan-permainan yang umum.
b)
Membangun
sikap yang sehat mengenai diri sendiri sebagai makhluk yang sedang tumbuh.
c)
Belajar
menyesuaikan diri dengan teman-teman seusianya.
d) Mulai mengembangkan peran sosial
pria atau wanita yang tepat.
e)
Mengembangkan
ketrampilan-ketrampilan dasar untuk membaca, menulis, dan berhitung.
f)
Mengembangkan
pengertian-pengertian yang diperlukan untuk kehidupan sehari-hari.
g)
Mengembangkan
hati nurani, pengertian moral, dan tata dan tingkatan nilai.
h)
Mengembangkan
sikap terhadap kelompok-kelompok sosial dan lembaga.
i)
Mencapai
kebebasan pribadi.
3. Masa Remaja
a)
Mencapai
hubungan baru dan yang lebih matang dengan teman sebaya baik pria maupun wanita.
b)
Mencapai
peran sosial pria, dan wanita.
c)
Menerima
keadaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya secara efektif.
d) Mengharapkan dan mencapai perilaku
sosial yang bertanggung jawab.
e)
Mencapai
kemandirian emosional dari orangtua dan orang-orang dewasa lainnya.
f)
Mempersiapkan
karir ekonomi.
g)
Mempersiapkan
perkawinan dan keluarga.
h)
Memperoleh
perangkat nilai dan sistem etis sebagai pegangan untuk
berperilaku-mengembangkan ideology.
4. Awal Masa Dewasa
a) Mulai bekrja
b) Memilih pasangan
c) Belajar hidup dengan tunangan
d) Mulai membina keluarga
e) Mengasuh anak
f) Mengelola rumah tangga
g) Mengambil tanggung jawab sebagai
waga negara
h) Mencari kelompok sosial yang
menyenangkan
5. Masa Usia Pertengahan
a) Mencapai tanggung jawab sosial dan
dewasa sebagai warga negara
b) Membantu anak-anak remaja belajar
untuk menjadi orang dewasa yang beranggung jawab dan bahagia
c) Mengembangkan kegiatan-kegiatan
pengisi waktu senggang untuk orang dewasa
d) Menghubungkan diri sendiri dengan
pasangan hidup sebagai suatu individu
e) Menerima dan menyesuaikan diri
dengan perubahan-perubahan fisiologis yang terjadi pada tahap ini
f) Mencapai dan mempertahankan prestasi
yang memuaskan dalam karier pekerjaan
g) Menyesuaikan diri dengan orangtua
yang semakin tua
6. Masa Tua
a) Menyesuaikan diri dengan menurunnya
kekuatan fisik dan kesehatan
b) Menyesuaikan diri dengan masa
pensiun dan menurunnya penghasilan keluarga
c) Menyesuaikan diri dengan kematian
pasangan hidup
d) Membentuk hubungan dengan
orang-orang yang seusia
e) Membentuk pengaturan kehidupan fisik
yang memuaskan
f) Menyesuaikan diri dengan peran
sosial secara luwes
Dengan mengetahui secara garis besar tugas-tugas
perkembangan di atas, kita dapat menyusun program-program pembelajaran non
formal untuk membantu mengasah ketrampilan dan bakat individu sehingga
tugas-tugas perkembangannya dapat dikuasai dan diselesaikan tepat waktu. Sejak
tahap perkembangan masa bayi, individu dapat diberikan pendidikan non formal
sesuai dengan kebutuhannya untuk membantu menguasai tugas-tugas perkembangan.
Penting juga diketahui bahwa ada faktor-faktor yang
mempengaruhi individu untuk menguasai dan menyelesaikannya. Faktor-faktor
tersebut :
1. Faktor Penghalang:
a) Tingkat Perkembangan yang mundur
b) Tidak ada kesempatan untuk
mempelajari tugas-tugas perkembangan atau tidak ada bimbingan untuk dapat
menguasainya
c) Tidak ada motivasi
d) Kesehatan yang buruk
e) Cacat tubuh
f) Tingkat keerdasan yang rendah
2. Faktor yang membantu:
a) Tingkat perkembangan yang normal
b) Kesematan-kesempatan untuk
mempelajari tugas-tugas dalam perkembangan dan bimbingan untuk menguasainya
c) Motivasi
d) Kesehatan yang baik dan tidak ada
cacat tubuh
e) Tingkat kecerdasan yang tinggi
f) Kreativitas
Terlepas dari berapa panjang rentang kehidupan seseorang,
ukuran kronologis atau usia adalah kriteria pokok untuk menentukan tahap-tahap
perkembangan individu. Pembagian ukuran kronologis ini:
a.
Periode
Pranatal; masa sebelum kelahiran
b.
Bayi;
kelahiran sampai minggu kedua
c.
Masa
bayi; akhir minggu kedua sampai akhir tahun kedua
d.
Awal
masa kanak-kanak; dua sampai enam tahun
e.
Akhir
masa kanak-kanak; enam sampai sepuluh atau dua belas tahun
f.
Masa
pubertas; sepuluh atau dua belas sampai tiga belas atau empat belas tahun
g.
Masa
remaja; tiga belas atau empat belas sampai delapan belas tahun
h.
Awal
masa dewasa; delapan belas sampai empat puluh tahun
i.
Usia
pertengahan; empat puluh sampai enam puluh tahun
j.
Masa
tua atau usia lanjut; enam puluh tahun sampai meninggal
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan non formal dapat
diberikan kepada seseorang sepanjang rentang kehidupannya. Banyak yang bisa
diberikan kepada individu untuk membantunya menguasai dan menyelesaikan
tugas-tugas perkembangan, sesuai dengan kebutuhannya pada suatu tahap
perkembangan. Misalnya pada akhir masa kanak-kanak, memberikan ketrampilan dasar
untuk mengembangkan peran sosial pria atau wanita dengan tepat dapat kita
lakukan dengan memberikan pelatihan kecerdasan emosi untuk mengasah rasa empati
atau kepekaan sosial.
C. Pengertian Kebudayaan dan Pembahasannya
1.
Pengertian
Kebudayaan
Secara etimologi kebudayaan berasal dari beberapa bahasa,
yang pertama berasal dari bahasa Sansakerta, buddayah budhi yang berarti budi
atau akal dalam bahasa Inggris budaya berasal dari kata Culture, dalam bahasa
Belanda berasala dari bahasa cultuur, dan dalam bahasa latin berasal dari kata
colera, yang kemudian berkembang artinta menjadi segala daya dan aktifitas manusia
untuk mengolah dan mengubah alam.
Menurut beberapa ahli kebudayaan itu dikemukakan sebagai
berikut :
a) Menurut E.B Tylor, budaya adalah
suatu keseluruhan kompleks meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral,
keilmuan, hukum, adat istiadat dan kemampuan lain.
b) Menurut R. Linton kebudayaan
dipandang sebagai konfigurasi tingkah laku yang dipelajari dan hasil tingkah
laku yang dipelajari, dimana unsur pendukungnya ditentukan oleh anggota
masyarakat.
c) Menurut Kontjaraningrat, kebudayaan
adalah keseluruhan sistem gagasan, milik diri manusia dengan belajar.
d) Menurut Selo Soemardjan dan Solaeman
Soemardi kebudayaan adalah hasil karya rasa dan cipta manusia, kedua ahli ini
berkesimpulan bahwa kebudayaan itu merupakan hasil usaha manusia untuk memenuhi
kebutuhan jasmani dan rohani agar hasilnya dapat digunakan untuk keperluan
masyarakat.
1) Kebudayaan (kebudayaan material) :
Kemampuan manusia untuk menghasilkan benda
2) Rasa, (agama, ideologi, kebatinan
kesenian ekspresi jiwa manusia, nilai social dan norma sosial).
3) Cipta merupakan kemapuan mental dan
berfikir menghasilkan ilmu pengetahuan.
d). Menurut Herkovit: Kebudayaan
adalah bagian dari lingkungan hidup yang diciptakan manusia.
Jadi dapat disimpulkan bahwa
kebudayaan itu adalah segala daya upaya, karya cipta, karsa dan rasa manusia
dalam mengolah alam untuk memenuhi kebutuhan manusia baik jasmani maupun
rohani. Kebudayaan menyangkut seluruh aspek kehidupan manusia, material maupun
non material, yang akan mengalami evosional atau perkembangan dari tahapan yang
sederhana menuju tahapan yang lebih kompleks.
2.
Perwujudan
Kebudayaan
Setelah
dibanding-bandingkan digabung gabungkan beberapa pendapat para ahli seperti
Talecot Parson, Al Kroeber, JJ Hogmann dan Kontjaraningrat, maka dapat
disimpulkan bahwa wujud kebudayaan itu terbagi menjadi 3 bagian yaitu :
a) Kebudayaan berwujud ide-ide yang
kompleks, gagasan, nilai-nilai, norma dan peraturan.
b) Kebudayaan berwujud suatu kompleks
aktivitas serta tindakan berpola dari menusia dan masyarakat.
c) Kebudayaan berwujud benda-benda
sebagai hasil karya manusia.
Dari
penggolongan tadi maka kebudayaan dapat digolongkan menjadi :
a. Budaya yang bersifat abstrak
Budaya yang berasal dari pikiran manusia berbentuk ide,
gagasan, nilai-nilai, norma norma, peraturan-peraturan dan cita-cita.
b. Budaya yang bersifat konkret
Budaya bersifat konkret berpola dari tindakan atau perbuatan
dan aktivitas manusia dalam masyarakat dan terlihat secara kasat mata.
Menurut Koentjaraningrat wujud budaya konkret dibagi menjadi
tiga yaitu:
1. Perilaku
Perilaku adalah cara bertindak atau bertingkah laku tertentu
dalam situasi tertentu. Setiap perilaku manusia dalam masyarakat harus
mengikuti pola-pola perilaku (Paterns of Behavior) yaitu cara bertindak seluruh
anggota suatu masyarakat yang mempunyai norma-norma dan kebudayaan yang sama.
2. Bahasa
Bahasa berfungsi sebagai alat berfikir dan alat berkomunikasi melalui bahasa kebudayaan suatu bangsa akan terbentuk dapat dibina, dikembangkan serta dapat diwariskan kepada generasi yang akan datang. Bahasa bermanfaat bagi manusia untuk menjelaskan ketidak mengertian manusia akan sesuatu hal. Dengan bahasa manusia dapat menambah pengetahuan, meperluas cakrawala pemikiran dan melanggengkan kebudayaan.
Bahasa berfungsi sebagai alat berfikir dan alat berkomunikasi melalui bahasa kebudayaan suatu bangsa akan terbentuk dapat dibina, dikembangkan serta dapat diwariskan kepada generasi yang akan datang. Bahasa bermanfaat bagi manusia untuk menjelaskan ketidak mengertian manusia akan sesuatu hal. Dengan bahasa manusia dapat menambah pengetahuan, meperluas cakrawala pemikiran dan melanggengkan kebudayaan.
3. Sistem Budaya
Sistem social budaya adalah
unsur-unsur sosial budaya yang saling berkaitan dengan yang lain secara
teratur, sehingga tercipta tata kelakuan yang serasi bagi masyarakatnya. Sistem
Budaya merupakan komponen dari kebudayaan yang bersifat abstrak dan terdiri dari
pikiran-pikiran, gagasan-gagasan, konsep, serta keyakinan, dengan demikian
sistem kebudayaan merupakan bagian dari kebudayaan yang dalam bahasa Indonesia
disebut adat istiadat. Sistem kebudayaan akan menghasilkan jenis-jenis
kebudayaan yang berbeda, jenis kebudayaan dikelompokan menjadi 2 yaitu :
1.
Kebudayaan
Material Berupa hasil cipta, karsa yang berwujud benda, barang, alat pengolahan
alam seperti gedung, pabrik, jalan, dan rumah.
2.
Kebudayaan
Non Material Hasil cipta karsa yang berwujud kebiasaan, adat istiadat, ilmu
pengetahuan kebudayaan non material antara lain :
a. Cara (usage)
b. Volkways (norma kelajiman/
kebiasaan)
c. Mores (norma tata kelakuan/ norma
kesusilaan) d. Norma adat istiadat (custom)
d. Norma hukum (laws)
e. Mode (fashion)
4. Unsur-unsur Kebudayaan
Pendapat beberapa dari unsur-unsur kebudayaan itu adalah
sebagai berikut :
a. Menurut melville J. Herskovits, unsur
kebudayaan terdiri dari :
1)
Alat-alat
teknologi
2)
System
ekonomi
3)
Keluarga
4)
Kekuasaan
politik
b. Menurut Bronislaw Malinowski, unsur
kebudayaan terdiri atas :
1)
System
norma-norma yang memungkinkan kerja sama antar anggota masyarakat agar
menguasai alam sekelilingnya.
2)
Organisasi
ekonomi
3)
Alat-alat
dan lembaga –lembaga petugas-petugas untuk pendidikan.
4)
Organisasi
kekuatan
c. Menurut C. Kluckhon unsur kebudayaan
adalah sebagai berikut :
1)
Sytem
religi
2)
System
pengetahuan
3)
System
mata pencaharian hidup
4)
System
peralatan hidup atau teknologi
5)
Organisasi
kemasyarakatan
6)
Bahasa
7)
Kesenian
d. Substansi (isi) Utama Kebudayaan
Substansi (isi) utama kebudayaan berupa :
1.
Sistem
pengetahuan
a) Alam sekitar
b) Alam flora didaerah tempat tinggal
c) Alam Fauna ditempat tinggal
d) Zat-zat bahan mentah dan
benda-benada
e) Tubuh manusia
f) Sifat-sifat dan tingkah laku sesama
manusia
g) Ruang dan waktu
2.
Nilai
Nilai adalah sesuatu yang baik yang selalu diinginkan dicita-citakan
dan dianggap penting oleh seluruh manusia sebagai anggota masyarakat. Sesuatu dikatakan
memiliki nilai apabila berguna dan berharga (nilai kebenaran), indah (nilai
estetika), baik (nilai moral atau etis), religius (nilai agama)
3.
Pandangan
Hidup
Merupakan pedoman bagi suatu bangsa atau masyarakat dalam
menjawab atau mengatasi masalah yang dihadapinya.
4. Kepercayaan
Pada dasarnya semua manusia memiliki
naluri untuk menghambakan diri kepada yang Maha Tinggi yaitu dimensi lain
diluar dan lingkungannya.
5. Persepsi
Suatu titik tolak pemikiran yang
tersusun dari seperangkat kata-kata yang digunakan untuk memahami kejadian atau
gejala dalam kehidupan persepsi terdiri dari :
a) Persepsi Sensorik (tanpa menggunakan
alat indra)
b) Persepsi Telepatic (kekuatan mental
individu)
c) Persepsi Clairoyonce (kemampuan
melihat peristiwa atau kejadian ditempat lain jauh dari dirinya).
d) Etos kebudayaan Etos atau jiwa
kebudayaan berasal dari bahasa Inggris berarti watak khas.
e. Sifat Budaya dan Kecendrungannya
1.
Sifat-sifat
Budaya
Kebudayaan yang dimiliki oleh setiap masyarakat itu tidak
sama, seperti di Indonesia yang terdiri dari berbagai macam suku bangsa yang
berbeda, tetapi setiap kebudayan mempunyai ciri atau sifat yang sama. Sifat
tersebut bukan diartikan secara spesifik, melainkan bersifat universal. Dimana
sifat-sifat budaya itu akan memiliki ciri-ciri yang sama bagi semua kebudayaan
manusia tanpa membedakan faktor ras, lingkungan alam, atau pendidikan, yaitu
sifat hakiki yang berlaku umum bagi semua budaya dimana juga.
Sifat hakikat kebudayaan di antaranya:
a)
Kebudayaan terwujud dan tersalurkan
dari perilaku manusia.
b)
Kebudayaan telah ada lebih dahulu
mendahului lahirnya suatu generasi tertentu, dan tidak akan mati
dengan habisnya usia generasi yang bersangkutan.
c)
Kebudayaan diperlukan oleh manusia dan
diwujudkan dalam tingkah lakunya.
d)
Kebudayaan mencakup aturan-aturan yang
berisikan kewajiban, tindakan-tindakan yang diterima dan
ditolak, tindakan-tindakan yang dilarang dan tindakan-tindakan yang dijinkan.
Sifat hakiki tersebut menjadi ciri setiap budaya. Akan
tetapi sekelompok orang akan memahami sifat hakiki yang esensial, terlebih
dahulu ia harus memecahkan pertentangan-pertentangan yang ada di dalamnya.
f. Budaya dan Pemenuhan Kebutuhan Hidup
Manusia
Budaya membantu manusia dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya. Kebutuhan manusia terdiri dari :
1) Kebutuhan biologis (organ tubuh)
a) Makan dan minum
b) Istirahat
c) Buang air besar dan kecil
d) perlindungan dan iklim dan cuaca
e) Pelepasan dorongan seksual
f) kesehatan yang baik
2) Kebutuhan sosial
Antara lain :
a)
Kegiatan
Bersama
b)
Berkomunikasi
dengan sesama
c)
Keteraturan
sosial dan kontrol sosial
d)
Pendidikan
3) Kebutuhan Psikologis
a)
Rileks
atau santai
b)
Kasih
sayang
c)
Kepuasan
altruistik
d)
Kehormatan
e)
Kepuasaan
ego
g. Budaya Diperoleh Melalui Belajar
Proses
belajar kebudayaan oleh manusia sebagai anggota masyarakat dapat melalui :
1)
Proses
Internalisasi
Proses Pengembangan potensi yang
dimiliki manusia yang dipengaruhi baik lingkungan internal dari dalam diri
manusia itu maupun eksternal yaitu dari luar diri manusia.
2)
Proses
Sosialisasi
Ada beberapa syarat untuk terjadinya
proses sosialisasi bagi hidupnya kelak Individu harus mampu berkomunikasi (membaca,
menulis, dan berbicara). Pengendalian fungsi-fungsi organic harus dipelajari
melalaui latihan-latihan mawas diri yang tepat. Individu harus dibiasakan
dengan nilai-nilai dan norma-norma yang ada pada masyarakat.
3)
Proses
Ekulturasi
Proses mempelajari dan menyesuaikan
alam mpikiran serta sikapnya dengan adat istiadat, system norma, dan
peraturan-peraturan yang hidup dalam kehidupannya. Proses ini disebut juga
dengan pembudayaan yang dalam bahasa inggris disebut Institutionalization.
D.
Dampak Hasil
Kebuyaan Terhadap Lingkungan
Suatu
Kebudayaan memancarkan suatu ciri khas dari masyarakatnya yang tampak dari
luar, artinya orang lain dapat melihat kekhasan budaya suatu daerah/ kelompok.
Dengan menganalisa pengaruh akibat budaya terhadap lingkungan, seseorang dapat
mengetahui mengapa suatu lingkungan tertentu akan berbeda dengan lingkungan
lainnya dan menghasilkan kebudayaan yang berbeda pula. Beberapa variabel yang
berhubungan dengan masalah kebudayaan dan lingkungan:
1. Physical Environment, menunjuk pada
lingkungan natural seperti, temperatur, curah hujan, iklim, wilayah geografis,
flora dan fauna.
2. Cultural Social Environment,
meliputi aspek aspek kebudayaan beserta proses sosialisasi seperti norma-norma.
Adat istiadat dan nilai-nilai.
3. Environment Orientation and Repsentation,
mengacu pada persepsi dan kepercayaan kognitif yang berbeda-beda pada setiap masyarakat
mengenai lingkungan.
4. Environmental Behavior and Process,
meliputi bagaimana masyarakat menggunakann lingkungan dalam hubungan sosial.
5. Out Carries Product, meliputi hasil
tindakan manusia (membangun rumah, komunitas kota, beserta usaha-usaha manusia
dalam memodifikasi lingkungan fisik seperti budaya pertanian dan iklim)
E. Interaksi Sosial dan Komunitas
1. Manusia sebagai Makhluk Sosial
Manusia adalah makhluk yang hidup bermasyarakat (zoon
politicon). Kebutuhan manusia akan tercapai apabila manusia sanggup menyelaraskan
peranannya sebagai makhluk ekonomi dan makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial,
manusia tidk hanya mengandalkan kekuatannya sendiri, tetapi membutuhkan manusia
lain dalam hal tertentu.
Kecenderungan menyukai dan membutuhkan kehadiran sesamanya
merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Oleh karena itu manusia disebut
makhluk sosial.
Dalam kehidupan yang lebih luas, misalnya masyarakat,
seorang warga tidak dapat hidup tanpa bantuan warga lain. Pada saat kerja bakti
misalnya, semua warga saling membantu beberapa warga membersihkan rumput, warga
lainnya yang membersihkan selokan, dan beberapa mengecat tembok. Semua itu
menunjukkan sifat manusia sebagai makhluk sosial.
A. Karakteristik Manusia Sebagai
Makhluk Sosial
Telah berabad-abad konsep manusia sebagai makhluk sosial itu
ada yang menitik beratkan pada pengaruh masyarakat yang berkuasa kepada
individu. Dimana memiliki unsur-unsur keharusan biologis, yang terdiri dari:
1. Dorongan untuk makan
2. Dorongan untuk mempertahankan diri
3. Dorongan untuk melangsungkan jenis
Dari tahapan diatas menggambarkan bagaimana individu dalam
perkembangannya sebagai seorang makhluk sosial dimana antar individu merupakan
satu komponen yang saling ketergantungan dan membutuhkan. Sehingga komunikasi
antar masyarakat ditentukan oleh peran oleh manusia sebagai makhluk sosial. Dalam
perkembangannya manusia juga mempunyai kecenderungan sosial untuk meniru dalam
arti membentuk diri dengan melihat kehidupan masyarakat yang terdiri dari :
a) penerimaan bentuk-bentuk kebudayaan,
dimana manusia menerima bentuk-bentuk pembaharuan yang berasal dari luar
sehingga dalam diri manusia terbentuk sebuah pengetahuan.
b) penghematan tenaga dimana ini adalah
merupakan tindakan meniru untuk tidak terlalu menggunakan banyak tenaga dari
manusia sehingga kinerja mnausia dalam masyarakat bisa berjalan secara efektif
dan efisien.
Pada umumnya hasrat meniru itu kita lihat paling jelas di
dalam ikatan kelompok tetapi juga terjadi didalam kehidupan masyarakat secara
luas. Dari gambaran diatas jelas bagaimana manusia itu sendiri membutuhkan
sebuah interaksi atau komunikasi untuk membentuk dirinya sendiri malalui proses
meniru. Sehingga secara jelas bahwa manusia itu sendiri punya konsep sebagai
makhluk sosial.
Yang menjadi ciri manusia dapat dikatakan sebagai makhluk
sosial adalah adanya suatu bentuk interaksi sosial didalam hubugannya dengan
makhluk sosial lainnya yang dimaksud adalah dengan manusia satu dengan manusia
yang lainnya. Secara garis besar faktor-faktor personal yang mempengaruhi
interaksi manusia terdiri dari tiga hal yakni :
a.
Tekanan
emosional. Ini sangat mempengaruhi bagaimana manusia berinteraksi satu sama
lain.
b.
Harga
diri yang rendah. Ketika kondisi seseorang berada dalam kondisi manusia yang
direndahkan maka akan memiliki hasrat yang tinggi untuk berhubungan dengan
orang lain karena kondisi tersebut dimana orang yang direndahkan membutuhkan
kasih saying orang lain atau dukungan moral untuk membentuk kondisi seperti
semula.
c.
Isolasi
sosial. Orang yang terisolasi harus melakukan interaksi dengan orang yang
sepaham atau sepemikiran agar terbentuk sebuah interaksi yang harmonis.
2. Masyarakat
Manusia sebagai makhluk sosial seperti yang telah dijelaskan
di atas memiliki keinginan untuk menyatu dengan sesamanya serta alam lingkungan
di sekitarnya. Dengan menggunakan pikiran, naluri, perasaan, keinginan, dan
sebagainya, manusia memberi reaksi dan melakukan interaksi dengan
lingkungannya. Pola interaksi sosial dihasilkan oleh hubungan yang
berkesinambungan dalam suatu masyarakat.
Masyarakat berasal dari bahasa arab yaitu musyarak.
Masyarakat memiliki arti sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi
tertutup atau terbuka. Masyarakat terdiri atas individu-individu yang saling
berinteraksi dan saling tergantung satu sama lain atau di sebut zoon
polticon. Dalam proses pergaulannya, masyarakat akan menghasilkan budaya
yang selanjutnya akan dipakai sebagai sarana penyelenggaraan kehidupan bersama.
Oleh sebab itu, konsep masyarakat dan konsep kebudayaan merupakan dua hal yang
senantiasa berkaitan dan membentuk suatu sistem.
Dari pengertian-pengertian di atas, dapat di lihat bahwa
masyarakat merupakan organisasi manusia yang selalu berhubungan satu sama lain
dan memiliki unsur-unsur pokok sebagai berikut.
- Orang-orang dalam jumlah relatif besar saling berinteraksi,baik antara individu dengan kelompok maupun antarkelompok sehingga menjadi satu kesatuan sosial budaya.
- Adanya kerja sama yang secara otomatis terjadi salam setiap masyarakat, baik dalam skala kecil (antarindividu) maupun dalam skala luas (antarkelompok). Kerja sama ini meliputi berbagai aspek kehidupan seperti ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, serta pertahanan dan keamanan.
- Berada dalam wilayah dengan batas-batas tertentu yang merupakan wadah tempat berlangsungnya suatu tata kehidupan bersama. Ada dua macam wilayah yang oleh Robert Lawang di sebut satuan administratif (desa-kecamatan-kabupaten-provinsi), dan satuan teritorial (kawasan pedesaan-perkotaan).
- Berlangsung dalam waktu relatif lama, serta memiliki norma sosial tertentu yang menjadi pedoman dalam sistem tata kelakuan dan hubungan warga masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya.
Menurut
Soerjono Soekanto alam masyarakat setidaknya memuat unsur sebagai berikut ini :
a.
Berangotakan
minimal dua orang.
a.
Anggotanya sadar sebagai satu kesatuan.
b.
Berhubungan
dalam waktu yang cukup lama yang menghasilkan manusia baru yang saling
berkomunikasi dan membuat aturan-aturan hubungan antar anggota masyarakat.
c. Menjadi sistem hidup bersama yang
menimbulkan kebudayaan serta keterkaitan satu sama lain sebagai anggota
masyarakat.
Menurut
Marion Levy diperlukan empat kriteria yang harus dipenuhi agar sekumpolan
manusia bisa dikatakan / disebut sebagai masyarakat.
a. Ada sistem tindakan utama.
b. Saling setia pada sistem tindakan
utama.
c. Mampu bertahan lebih dari masa hidup
seorang anggota.
d. Sebagian atan seluruh anggota baru
didapat dari kelahiran / reproduksi manusia.
Konsep masyarakat tidak berdiri sendiri, tetapi erat
hubungannya dengan lingkungan. Hal tersebut berarti bahwa ketika seseorang
berinteraksi dengan sesamanya, maka lingkungan menjadi faktor yang mempengaruhi
sikap-sikap, perasaan, perlakuan dan kebiasaan-kebiasaan yang ada di
lingkungannya. Misalnya : lingkungan keluarga, para remaja yang sebaya,
lingkungan kerja dan kampus. Di masing-masing lingkungan itulah ia akan
termasuk sebagai anggota kelompoknya. Oleh karena itu, ia dapat menyertakan,
memainkan sifat dan kehendak anggota kelompoknya bahkan kadang-kadang
menciptakan, meminjam, meniru dan memperkenalkan perilaku yang berbeda dalam
masyarakat.
3. Interaksi sosial
A. Pengertian Interaksi Sosial
Manusia dalam hidup bermasyarakat, akan saling berhubungan
dan saling membutuhkan satu sama lain. Kebutuhan
itulah yang dapat menimbulkan suatu proses interaksi sosial. Maryati dan Suryawati (2003) menyatakan bahwa, “Interaksi
sosial adalah kontak atau hubungan timbal balik atau interstimulasi dan respons
antar individu, antar kelompok atau antar individu dan
kelompok”. Pendapat lain dikemukakan oleh Murdiyatmoko
dan Handayani (2004), “Interaksi sosial adalah hubungan
antar manusia yang menghasilkan suatu proses pengaruh mempengaruhi
yang menghasilkan hubungan tetap dan pada akhirnya memungkinkan pembentukan struktur sosial”. “Interaksi
positif hanya mungkin terjadi apabila terdapat suasana saling mempercayai, menghargai, dan saling mendukung”. Berdasarkan
definisi di atas maka, penulis dapat menyimpulkan bahwa interaksi sosial adalah
suatu hubungan antar sesama manusia yang saling
mempengaruhi satu sama lain baik itu dalam hubungan
antar individu, antar kelompok maupun antar individu dan kelompok.
Di bawah ini pengertian interaksi sosial menurut para ahli,
sebagai berikut ;
a)
Interaksi
Sosial. Homans ( dalam Ali, 2004) mendefinisikan interaksi sebagai suatu
kejadian ketika suatu aktivitas yang dilakukan oleh
seseorang terhadap individu lain diberi ganjaran atau hukuman
dengan menggunakan suatu tindakan oleh individu lain yang menjadi pasangannya. Konsep yang dikemukakan oleh Homans ini mengandung
pengertian bahwa interaksi adalah suatu tindakan yang
dilakukan oleh seseorang dalam interaksi merupakan suatu stimulus bagi tindakan individu lain yang menjadi pasangannya.
b)
Sedangkan
menurut Shaw, interaksi adalah suatu pertukaran antarpribadi yang masing-
masing orang menunjukkan perilakunya satu sama lain
dalam kehadiran mereka, dan masing- masing perilaku
mempengaruhi satu sama lain.
c)
Thibaut
dan Kelley, mendefinisikan interaksi sebagai peristiwa saling mempengaruhi satu
sama lain ketika dua orang atau lebih hadir bersama,
mereka menciptakan suatu hasil satu sam lain atau berkomunikasi
satu sama lain. Jadi dalam kasus interaksi, tindakan setiap orang bertujuan
untuk mempengaruhi individu lain.
d) Pengertian Interaksi sosial menurut
Bonner ( dalam Ali, 2004) merupakan suatu hubungan antara dua
orang atau lebih individu, dimana kelakuan individu mempengaruhi, mengubah atau
mempengaruhi individu lain atau sebaliknya.
e)
Pengertian
Interkasi sosial menurut beberapa ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa,
interaksi sosial adalah hubungan timbal balik anatara
dua orang atau lebih, dan masing-masing orang yang terlibat
di dalamnya memainkan peran secara aktif. Dalam interaksi juga lebih dari
sekedar terjadi hubungan antara pihak- pihak yang
terlibat melainkan terjadi saling mempengaruhi.
B. Macam - Macam Interaksi Sosial
Menurut Maryati dan Suryawati (2003)
interaksi sosial dibagi menjadi tiga macam, yaitu :
1.
Interaksi
antara individu dan individu.
Dalam hubungan ini bisa terjadi interaksi positif ataupun
negatif. Interaksi positif, jika jika hubungan yang terjadi saling
menguntungkan. Interaksi negatif, jika hubungan timbal balik merugikan satu
pihak atau keduanya (bermusuhan).
2.
Interaksi
antara individu dan kelompok.
Interaksi ini pun dapat berlangsung secara positif maupun
negatif. Bentuk interaksi sosial individu dan kelompok bermacam - macam sesuai
situasi dan kondisinya.
3.
Interaksi
sosial antara kelompok dan kelompok.
Interaksi sosial kelompok dan kelompok terjadi sebagai satu
kesatuan bukan kehendak pribadi. Misalnya, kerja sama antara dua perusahaan
untuk membicarakan suatu proyek.
C. Bentuk - Bentuk Interaksi Sosial
Berdasarkan pendapat menurut Tim Sosiologi (2002), interaksi
sosial dikategorikan ke dalam dua bentuk, yaitu :
a.
Interaksi
sosial yang bersifat asosiatif, yakni yang mengarah kepada bentuk - bentuk
asosiasi (hubungan atau gabungan) seperti :
1.
Kerja
sama, adalah suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok untuk
mencapai tujuan bersama.
2.
Akomodasi,
adalah suatu proses penyesuaian sosial dalam interaksi antara pribadi dan kelompok
- kelompok manusia untuk meredakan pertentangan.
3.
Asimilasi,
adalah proses sosial yang timbul bila ada kelompok masyarakat dengan latar
belakang kebudayaan yang berbeda, saling bergaul secara intensif dalam jangka
waktu lama, sehingga lambat laun kebudayaan asli mereka akan berubah sifat dan
wujudnya membentuk kebudayaan baru sebagai kebudayaan campuran.
4.
Akulturasi,
adalah proses sosial yang timbul, apabila suatu kelompok masyarakat manusia
dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur - unsur dari suatu
kebudayaan asing sedemikian rupa sehingga lambat laun unsur - unsur kebudayaan
asing itu diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri, tanpa menyebabkan
hilangnya kepribadian darikebudayaan itu sendiri.
b.
Interaksi
sosial yang bersifat disosiatif, yakni yang mengarah kepada bentuk - bentuk
pertentangan atau konflik, seperti :
1.
Persaingan,
adalah suatu perjuangan yang dilakukan perorangan atau kelompok sosial
tertentu, agar memperoleh kemenangan atau hasil secara kompetitif, tanpa
menimbulkan ancaman atau benturan fisik di pihak lawannya.
2.
Kontravensi,
adalah bentuk proses sosial yang berada di antara persaingan dan pertentangan
atau konflik. Wujud kontravensi antara lain sikap tidak senang, baik secara
tersembunyi maupun secara terang - terangan yang ditujukan terhadap perorangan
atau kelompok atau terhadap unsur – unsur kebudayaan golongan tertentu. Sikap
tersebut dapat berubah menjadi kebencian akan tetapi tidak sampai menjadi
pertentangan atau konflik.
3.
Konflik,
adalah proses sosial antar perorangan atau kelompok masyarakat tertentu, akibat
adanya perbedaan paham dan kepentingan yang sangat mendasar, sehingga
menimbulkan adanya semacam gap atau jurang pemisah yang mengganjal interaksi
sosial di antara mereka yang bertikai tersebut.
4. Ciri - Ciri Interaksi Sosial
Menurut Tim Sosiologi (2002), ada empat ciri - ciri interaksi
sosial, antara lain :
a)
Jumlah
pelakunya lebih dari satu orang.
b)
Terjadinya
komunikasi di antara pelaku melalui kontak sosial.
c)
Mempunyai
maksud atau tujuan yang jelas.
d)
Dilaksanakan
melalui suatu pola sistem sosial tertentu.
5.
Syarat
- Syarat Terjadinya Interaksi Sosial
Berdasarkan pendapat menurut Tim Sosiologi (2002), interaksi
sosial dapat berlangsung jika memenuhi dua syarat di bawah ini, yaitu :
a) Kontak sosial, adalah hubungan
antara satu pihak dengan pihak lain yang merupakan awal terjadinya interaksi
sosial, dan masing - masing pihak saling bereaksi antara satu dengan yang lain
meski tidak harus bersentuhan secara fisik.
b) Komunikasi, artinya berhubungan atau
bergaul dengan orang lain.
KESIMPULAN
Individu adalah seorang manusia yang
tidak hanya memiliki peranan khas di dalam lingkungan sosialnya,malainkan juga
mempunyai kepribadian serta pola tingkah laku spesifik dirinya. Interaksi sosial adalah hubungan antar manusia yang
menghasilkan suatu proses pengaruh mempengaruhi yang
menghasilkan hubungan tetap dan pada akhirnya memungkinkan pembentukan
struktur sosial. Yang menjadi ciri manusia dapat dikatakan sebagai makhluk
sosial adalah adanya suatu bentuk interaksi sosial didalam hubugannya dengan
makhluk sosial lainnya yang dimaksud adalah dengan manusia satu dengan manusia
yang lainnya
DAFTAR PUSTAKA
Effendi, R. dan Malihah, E. (2007). Pendidikan Lingkungan Sosial, Budaya dan Teknologi. Bandung: CV.
Maulana Media Grafika.
Hamid-Hasan, S. (2010). Penguatan
Metodelogi Pembelajaran Berdasarkan Nilai-Nilai Budaya Untuk Membentuk Daya
Saing dan Karakter Bangsa. Jakara: Depdiknas
Abyhape. (2011). Manusia dan Kebudayaan. [Online].
Tersedia
http://abyhape.blogspot.com/2011/03/manusia-dan-kebudayaan.html [22 juni 2016]
Agustina, E. (2011). Kemajemukan Dan Kesetaraan Sebagai Kekayaan Sosial
Budaya Bangsa. [Online].
http://pendidikan-emaagustina.blogspot.com/2011/05/ckemajemukan-dan-kesetaraan-sebagai.html [22
juni 2016]
Ahira, A. (2011). Pengarauh
Kebudayaan Barat Pada Kebudayaan Indonesia. [Online].
How to get to Caesars Palace via Bus or via bus or train
BalasHapusBus 평택 출장마사지 or train is one of the easiest 포항 출장샵 ways to get to Caesars Palace via 이천 출장샵 bus or train from Belmont Station. 논산 출장샵 Once 양산 출장안마 you've found the best ways to get to the