UAS PLSBT



PENDIDIKAN LINGKUNGAN SOSIAL BUDAYA DAN TEKNOLOGI
(PLSBT)
MAKALAH
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah: PLSBT 
Dosen: Siti Rokayah S. Ag

Oleh:
Setio Aji Nugroho                                                     PAI/II/015.011.0015                                                 
                                   







JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM SILIWANGI BANDUNG
2015/2016



KATA PENGANTAR
            Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmatnya kepada kita semua. Sehingga kita dapat belajar PLSBT. Shalawat serta salam kita curahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita menuju jalan yang lurus.
Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi adalah suatu kajian terhadap masalah-masalah lingkungan, sosial, budaya dan teknologi secara scientific, komprehensif, general, integral dalam perspektif pendidikan untuk di carikan alternatif pemecahannya. Oleh karena itu PLSBT merupakan ilmu yang mempelajari tentang bagaimana untuk bersosialisasi terhadap sesama, serta bagaimana menjaga kebudayaan yang ada pada jaman modern ini.
            Melalui makalalah ini, saya berusaha memberikan ilmu yang sudah di dapat. Walaupun dangkal, ingsya Allah dapat bermanfaat bagi kita semua yang membacanya.
            Terimakasih yang setulus-tulusnya kepada dosen yang telah mengajarkan PLSBT yaitu Siti Rokayah, S.Ag. yang telah membimbing dan berjuang untuk meneruskan perjuangan para Ulama, serta menjadikan para Mahasiswa agar lebih mengerti serta paham terhadap PLSBT. Dan trimakasih pula kepada rekan-rekan seperjuangan yang yang telah membantu saya, sehingga terselesaikannya makalah ini.
                                             


Cimahi, 23 Juni 2016


Penulis



KATA PENGANTAR
            Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmatnya kepada kita semua. Sehingga kita dapat belajar PLSBT. Shalawat serta salam kita curahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita menuju jalan yang lurus.
Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi adalah suatu kajian terhadap masalah-masalah lingkungan, sosial, budaya dan teknologi secara scientific, komprehensif, general, integral dalam perspektif pendidikan untuk di carikan alternatif pemecahannya. Oleh karena itu PLSBT merupakan ilmu yang mempelajari tentang bagaimana untuk bersosialisasi terhadap sesama, serta bagaimana menjaga kebudayaan yang ada pada jaman modern ini.
            Melalui makalalah ini, saya berusaha memberikan ilmu yang sudah di dapat. Walaupun dangkal, ingsya Allah dapat bermanfaat bagi kita semua yang membacanya.
            Terimakasih yang setulus-tulusnya kepada dosen yang telah mengajarkan PLSBT yaitu Siti Rokayah, S.Ag. yang telah membimbing dan berjuang untuk meneruskan perjuangan para Ulama, serta menjadikan para Mahasiswa agar lebih mengerti serta paham terhadap PLSBT. Dan trimakasih pula kepada rekan-rekan seperjuangan yang yang telah membantu saya, sehingga terselesaikannya makalah ini.
                                             


Cimahi, 23 Juni 2016


Penulis











BAB 1
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi adalah suatu kajian terhadap masalah-masalah lingkungan, sosial, budaya dan teknologi secara scientific, komprehensif, general, integral dalam perspektif pendidikan untuk di carikan alternatif pemecahannya. Adapun tujuan mempelajari mata kuliah PLSBT salah satunya adalah meningkatkan kesadaran lingkungan dalam mengembangkan kehidupan yang selaras, serasi dan seimbang dengan  meningkatkan hidup berupa  kesadaran diri selaku makhluk sosial budaya dan  bagian yang tak terpisahkan dari alam, meningkatkan kepekaan dan keterbukaaan terhadap masalah-masalah lingkungan sosial budaya dan teknologi serta bertanggung jawab dalam memecahkan masalah tersebut. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak terlepas dari pengaruh orang lain. Seorang manusia, selama hidup tidak akan terlepas dari pengaruh masyarakat, di rumah, di sekolah, dan lingkungan yang lebih besar. Oleh karena itu, manusia dikatakan sebagai mahluk sosial, yaitu makhluk yang di dalam kehidupannya tidak bisa melepaskan diri dari penngaruh orang lain, dan manusia pun selalu terikat dengan kebudayaan, karena manusia adalah pencipta dan pengguna kebudayaan itu sendiri.
Manusia dan kebudayaan adalah dua kata yang bukan hal asing ditelinga. Kata-kata itu sering didengar dari radio, televisi dari mulut kemulut dari koran-koran dari buku-buku, sehingga karena seringnya mendengar dan membaca orang tidak lagi memikirkan maksudnya.
Sedikit sekali orang yang mengerti apa itu manusia, apa itu kebudayaan apa hubungannya apa pengaruhnya, apa manfaatnya bagi kehidupan sehari-hari, dan pada akhirnya orang memandang kebudayaan itu sangat sempit. Orang menganggap bahwa kebudayaan itu adalah kesenian, atau sesuatu yang hanya berbau seni. Oleh karena itu hal diatas, maka kami disini mencoba membahasnya secara luas dan gamblang tentang manusia dan kebudayaan baik pengertian wujud, sistem, unsur-unsur, subsitansi, sifat-sifat dan segala hal tentang manusia dan kebudayaan.

B.  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merumuskan rumusan masalah sebagai berikut.
1.    Definisi individu
2.    Sebagai Perkembangan Manusia Individu
3.    Apa Pengertian Kebudayaan dan Pembahasannya ?
4.    Apakah dampaknya hasil Kebudayaan terhadap Lingkungan?
5.    Apa yang di maksud interaksi sosial?

C.  Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, makalah ini bertujuan untuk:
1.      Mengetahui Definisi Individu.
2.      Mengetahui Perkembangan Manusia Individu.
3.      Mengetahui pengertian kebudayaan dan pembahasannya.
4.      Mengetahui Dampak Hasil Kebudayaan terhadap Lingkungan.
5.      Menjelaskan Interaksi Sosial.




BAB 11
PEMBAHASAN

A.      Definisi Individu
Individu berasal dari kata in dan devided. Dalam Bahasa Inggris in salah satunya mengandung pengertian tidak, sedangkan devided artinya terbagi. Jadi individu artinya tidak terbagi, atau satu kesatuan. Dalam bahasa latin individu berasal dari kata individium yang berarti yang tak terbagi, jadi merupakan suatu sebutan yang dapat dipakai untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan tak terbatas.
Manusia sebagai makhluk individu memiliki unsur jasmani dan rohani, unsur fisik dan psikis, unsur raga dan jiwa. Seseorang dikatakan sebagai manusia individu manakala unsur-unsur tersebut menyatu dalam dirinya. Jika unsur tersebut sudah tidak menyatu lagi maka seseorang tidak disebut sebagai individu. Dalam diri individi ada unsur jasmani dan rohaninya, atau ada unsur fisik dan psikisnya, atau ada unsur raga dan jiwanya.
Individu berasal dari kata latin individuum yang artinya tidak terbagi.. individu menekankan penyelidikan kepada kenyataan-kenyataan hidup yang istimewa dan seberapa mempengaruhi kehidupan manusia (Abu Ahmadi, 1991). Individu bukan berarti manusia sebagai suatu keseluruhan yang tidak dapat dibagi, melainkan sebagi kesatuan yang terbatas, yaitu sebagai manusia perseorangan.
Individu adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan khas di dalam lingkungan sosialnya,malainkan juga mempunyai kepribadian serta pola tingkah laku spesifik dirinya. Terdapat tiga aspek yang melekat sebagai persepsi terhadap individu, yaitu aspek organik jasmaniah, aspek psikis-rohaniah, dan aspek-sosial yang bila terjadi kegoncangan pada suatu aspek akan membawa akibat pada aspek yang lainnya. Individu dalam tingkah laku menurut pola pribadinya ada 3 kemungkinan: pertama menyimpang dari norma kolektif kehilangan individualitasnya, kedua takluk terhadap kolektif, dan ketiga memengaruhi masyarakat (Hartomo, 2004).
Individu tidak akan jelas identitasnya tanpa adanya suatu masyarakat yng menjadi latar belakang keberadaanya. Individu berusaha mengambil jarak dan memproses dirinya untuk membentuk perilakunya yang selaras dengan keadaan dan kebiasaan yang sesuai dengan perilaku yang telah ada pada dirinya.
Manusia sebagai individu salalu berada di tengah-tengah kelompok individu yang sekaligus mematangkannya untuk menjadi pribadi yang prosesnya memerlukan lingkungan yang dapat membentuknya pribadinya. Namun tidak semua lingkungan menjadi faktor pendukung pembentukan pribadi tetapi ada kalanya menjadi penghambat proses pembentukan pribadi.

B.       Perkembangan Manusia Individu
Manusia pada waktu lahir tampaknya sangat lemah namun bayi mempunyai banyak kemungkinan untuk berkembang. Bayi berproses menjadi anak dan anak akan berkembang menjadi dewasa. Prinsip-prinsip perkembangan pada manusia adalah sebagai berikut:
1.      Perkembangan mengikuti pola-pola tertentu dan berlangsung secara teratur.
2.       Perkembangan menuju diferensiasi dan integrasi dari gerakan-gerakan yang bersifat masal menuju gerakan-gerakan khusus.
3.      Pertumbuhan dan perkembangan tidak terjadi secara tiba-tiba tetapi berlangsung secara berangsur-angsur secara teratur dan terus-menerus.
4.      Suatu tingkat perkembangan dipengaruhi oleh sifat perkembangan sebelumnya.
5.      Perkembangan antara anak satu berbeda dengan anak lain, baik dalam perkem-bangan masing-masing aspek kejiwaannya maupun cepat atau lambatnya perkembangan tersebut.
Pengaruh lingkungan masyarakat terhadap individu dan khususnya terhadap pembentukan individualitasnya adalah besar, namun sebaliknya individu pun berkemampuan untuk mempengaruhi masyarakat. Kemampuan individu merupakan hal yang utama dalam hubungannya dengan manusia.
Perkembangan adalah serangkaian proses progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman (Hurlock, 1993). Manusia selalu dinamis dan semenjak pembuahan sampai ajal selalu terjadi perubahan. Dalam rentang kehidupannya, manusia melewati tahap-tahap perkembangan dimana setiap tahap memiliki tugas-tugas perkembangan yang harus dikuasai dan diselesaikan. Sebagian besar dari kita ingin berusaha menguasai dan menyelesaikannya pada waktu yang tepat . Beberapa orang dapat berhasil, sedangkan yang lain kemungkinan tidak berhasil atau terlalu cepat dari tahap yang seharusnya.
Havighurst membagi tugas-tugas perkembangan selama rentang kehidupan manusia sebagai berikut:
1.      Masa bayi dan awal masa kanak-kanak
a)      Belajar memakan makanan padat.
b)      Belajar berjalan.
c)      Belajar berbicara.
d)     Belajar mengendalikan pembuangan kotoran tubuh.
e)      Mempelajari perbedaan seks dan tata caranya.
f)       Mempersiapkan diri untuk membaca.
g)      Belajar membedakan benar dan salah, dan mulai mengembangkan hati nurani.

2.      Akhir masa kanak-kanak
a)        Mempelajari ketrampilan fisik yang diperlukan untuk permainan-permainan yang umum.
b)        Membangun sikap yang sehat mengenai diri sendiri sebagai makhluk yang sedang tumbuh.
c)        Belajar menyesuaikan diri dengan teman-teman seusianya.
d)       Mulai mengembangkan peran sosial pria atau wanita yang tepat.
e)        Mengembangkan ketrampilan-ketrampilan dasar untuk membaca, menulis, dan berhitung.
f)         Mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan untuk kehidupan sehari-hari.
g)        Mengembangkan hati nurani, pengertian moral, dan tata dan tingkatan nilai.
h)        Mengembangkan sikap terhadap kelompok-kelompok sosial dan lembaga.
i)          Mencapai kebebasan pribadi.

3.   Masa Remaja
a)        Mencapai hubungan baru dan yang lebih matang dengan teman sebaya baik pria maupun wanita.
b)        Mencapai peran sosial pria, dan wanita.
c)        Menerima keadaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya secara efektif.
d)       Mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yang bertanggung jawab.
e)        Mencapai kemandirian emosional dari orangtua dan orang-orang dewasa lainnya.
f)         Mempersiapkan karir ekonomi.
g)        Mempersiapkan perkawinan dan keluarga.
h)        Memperoleh perangkat nilai dan sistem etis sebagai pegangan untuk berperilaku-mengembangkan ideology.
4.      Awal Masa Dewasa
a)    Mulai bekrja
b)   Memilih pasangan
c)    Belajar hidup dengan tunangan
d)   Mulai membina keluarga
e)    Mengasuh anak
f)    Mengelola rumah tangga
g)   Mengambil tanggung jawab sebagai waga negara
h)   Mencari kelompok sosial yang menyenangkan

5.      Masa Usia Pertengahan
a)    Mencapai tanggung jawab sosial dan dewasa sebagai warga negara
b)   Membantu anak-anak remaja belajar untuk menjadi orang dewasa yang beranggung jawab dan bahagia
c)    Mengembangkan kegiatan-kegiatan pengisi waktu senggang untuk orang dewasa
d)   Menghubungkan diri sendiri dengan pasangan hidup sebagai suatu individu
e)    Menerima dan menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan fisiologis yang terjadi pada tahap ini
f)    Mencapai dan mempertahankan prestasi yang memuaskan dalam karier pekerjaan
g)   Menyesuaikan diri dengan orangtua yang semakin tua

6.      Masa Tua
a)    Menyesuaikan diri dengan menurunnya kekuatan fisik dan kesehatan
b)   Menyesuaikan diri dengan masa pensiun dan menurunnya penghasilan keluarga
c)    Menyesuaikan diri dengan kematian pasangan hidup
d)   Membentuk hubungan dengan orang-orang yang seusia
e)    Membentuk pengaturan kehidupan fisik yang memuaskan
f)    Menyesuaikan diri dengan peran sosial secara luwes

Dengan mengetahui secara garis besar tugas-tugas perkembangan di atas, kita dapat menyusun program-program pembelajaran non formal untuk membantu mengasah ketrampilan dan bakat individu sehingga tugas-tugas perkembangannya dapat dikuasai dan diselesaikan tepat waktu. Sejak tahap perkembangan masa bayi, individu dapat diberikan pendidikan non formal sesuai dengan kebutuhannya untuk membantu menguasai tugas-tugas perkembangan.
Penting juga diketahui bahwa ada faktor-faktor yang mempengaruhi individu untuk menguasai dan menyelesaikannya. Faktor-faktor tersebut :
1.      Faktor Penghalang:
a)   Tingkat Perkembangan yang mundur
b)   Tidak ada kesempatan untuk mempelajari tugas-tugas perkembangan atau tidak ada bimbingan untuk dapat menguasainya
c)   Tidak ada motivasi
d)  Kesehatan yang buruk
e)   Cacat tubuh
f)    Tingkat keerdasan yang rendah

2.      Faktor yang membantu:
a)   Tingkat perkembangan yang normal
b)   Kesematan-kesempatan untuk mempelajari tugas-tugas dalam perkembangan dan bimbingan untuk menguasainya
c)   Motivasi
d)  Kesehatan yang baik dan tidak ada cacat tubuh
e)   Tingkat kecerdasan yang tinggi
f)    Kreativitas
Terlepas dari berapa panjang rentang kehidupan seseorang, ukuran kronologis atau usia adalah kriteria pokok untuk menentukan tahap-tahap perkembangan individu. Pembagian ukuran kronologis ini:
a.       Periode Pranatal; masa sebelum kelahiran
b.      Bayi; kelahiran sampai minggu kedua
c.       Masa bayi; akhir minggu kedua sampai akhir tahun kedua
d.      Awal masa kanak-kanak; dua sampai enam tahun
e.       Akhir masa kanak-kanak; enam sampai sepuluh atau dua belas tahun
f.       Masa pubertas; sepuluh atau dua belas sampai tiga belas atau empat belas tahun
g.      Masa remaja; tiga belas atau empat belas sampai delapan belas tahun
h.      Awal masa dewasa; delapan belas sampai empat puluh tahun
i.        Usia pertengahan; empat puluh sampai enam puluh tahun
j.        Masa tua atau usia lanjut; enam puluh tahun sampai meninggal
            Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan non formal dapat diberikan kepada seseorang sepanjang rentang kehidupannya. Banyak yang bisa diberikan kepada individu untuk membantunya menguasai dan menyelesaikan tugas-tugas perkembangan, sesuai dengan kebutuhannya pada suatu tahap perkembangan. Misalnya pada akhir masa kanak-kanak, memberikan ketrampilan dasar untuk mengembangkan peran sosial pria atau wanita dengan tepat dapat kita lakukan dengan memberikan pelatihan kecerdasan emosi untuk mengasah rasa empati atau kepekaan sosial.

C.      Pengertian Kebudayaan dan Pembahasannya
1.      Pengertian Kebudayaan
Secara etimologi kebudayaan berasal dari beberapa bahasa, yang pertama berasal dari bahasa Sansakerta, buddayah budhi yang berarti budi atau akal dalam bahasa Inggris budaya berasal dari kata Culture, dalam bahasa Belanda berasala dari bahasa cultuur, dan dalam bahasa latin berasal dari kata colera, yang kemudian berkembang artinta menjadi segala daya dan aktifitas manusia untuk mengolah dan mengubah alam.
Menurut beberapa ahli kebudayaan itu dikemukakan sebagai berikut :
a)      Menurut E.B Tylor, budaya adalah suatu keseluruhan kompleks meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, keilmuan, hukum, adat istiadat dan kemampuan lain.
b)      Menurut R. Linton kebudayaan dipandang sebagai konfigurasi tingkah laku yang dipelajari dan hasil tingkah laku yang dipelajari, dimana unsur pendukungnya ditentukan oleh anggota masyarakat.
c)      Menurut Kontjaraningrat, kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, milik diri manusia dengan belajar.
d)     Menurut Selo Soemardjan dan Solaeman Soemardi kebudayaan adalah hasil karya rasa dan cipta manusia, kedua ahli ini berkesimpulan bahwa kebudayaan itu merupakan hasil usaha manusia untuk memenuhi kebutuhan jasmani dan rohani agar hasilnya dapat digunakan untuk keperluan masyarakat.
1)      Kebudayaan (kebudayaan material) : Kemampuan manusia untuk menghasilkan benda
2)      Rasa, (agama, ideologi, kebatinan kesenian ekspresi jiwa manusia, nilai social dan norma sosial).
3)      Cipta merupakan kemapuan mental dan berfikir menghasilkan ilmu pengetahuan.
d). Menurut Herkovit: Kebudayaan adalah bagian dari lingkungan hidup yang diciptakan manusia.
Jadi dapat disimpulkan bahwa kebudayaan itu adalah segala daya upaya, karya cipta, karsa dan rasa manusia dalam mengolah alam untuk memenuhi kebutuhan manusia baik jasmani maupun rohani. Kebudayaan menyangkut seluruh aspek kehidupan manusia, material maupun non material, yang akan mengalami evosional atau perkembangan dari tahapan yang sederhana menuju tahapan yang lebih kompleks.

2.        Perwujudan Kebudayaan
Setelah dibanding-bandingkan digabung gabungkan beberapa pendapat para ahli seperti Talecot Parson, Al Kroeber, JJ Hogmann dan Kontjaraningrat, maka dapat disimpulkan bahwa wujud kebudayaan itu terbagi menjadi 3 bagian yaitu :
a)    Kebudayaan berwujud ide-ide yang kompleks, gagasan, nilai-nilai, norma dan peraturan.
b)   Kebudayaan berwujud suatu kompleks aktivitas serta tindakan berpola dari menusia dan masyarakat.
c)    Kebudayaan berwujud benda-benda sebagai hasil karya manusia.
Dari penggolongan tadi maka kebudayaan dapat digolongkan menjadi :
a.    Budaya yang bersifat abstrak
Budaya yang berasal dari pikiran manusia berbentuk ide, gagasan, nilai-nilai, norma norma, peraturan-peraturan dan cita-cita.
b.    Budaya yang bersifat konkret
Budaya bersifat konkret berpola dari tindakan atau perbuatan dan aktivitas manusia dalam masyarakat dan terlihat secara kasat mata.
Menurut Koentjaraningrat wujud budaya konkret dibagi menjadi tiga yaitu:
1.    Perilaku
Perilaku adalah cara bertindak atau bertingkah laku tertentu dalam situasi tertentu. Setiap perilaku manusia dalam masyarakat harus mengikuti pola-pola perilaku (Paterns of Behavior) yaitu cara bertindak seluruh anggota suatu masyarakat yang mempunyai norma-norma dan kebudayaan yang sama.
2.    Bahasa
Bahasa berfungsi sebagai alat berfikir dan alat berkomunikasi melalui bahasa kebudayaan suatu bangsa akan terbentuk dapat dibina, dikembangkan serta dapat diwariskan kepada generasi yang akan datang. Bahasa bermanfaat bagi manusia untuk menjelaskan ketidak mengertian manusia akan sesuatu hal. Dengan bahasa manusia dapat menambah pengetahuan, meperluas cakrawala pemikiran dan melanggengkan kebudayaan.

3.      Sistem Budaya
Sistem social budaya adalah unsur-unsur sosial budaya yang saling berkaitan dengan yang lain secara teratur, sehingga tercipta tata kelakuan yang serasi bagi masyarakatnya. Sistem Budaya merupakan komponen dari kebudayaan yang bersifat abstrak dan terdiri dari pikiran-pikiran, gagasan-gagasan, konsep, serta keyakinan, dengan demikian sistem kebudayaan merupakan bagian dari kebudayaan yang dalam bahasa Indonesia disebut adat istiadat. Sistem kebudayaan akan menghasilkan jenis-jenis kebudayaan yang berbeda, jenis kebudayaan dikelompokan menjadi 2 yaitu :
1.      Kebudayaan Material Berupa hasil cipta, karsa yang berwujud benda, barang, alat pengolahan alam seperti gedung, pabrik, jalan, dan rumah.
2.      Kebudayaan Non Material Hasil cipta karsa yang berwujud kebiasaan, adat istiadat, ilmu pengetahuan kebudayaan non material antara lain :
a.    Cara (usage)
b.    Volkways (norma kelajiman/ kebiasaan)
c.    Mores (norma tata kelakuan/ norma kesusilaan) d. Norma adat istiadat (custom)
d.   Norma hukum (laws)
e.    Mode (fashion)

4.      Unsur-unsur Kebudayaan
Pendapat beberapa dari unsur-unsur kebudayaan itu adalah sebagai berikut :
a.    Menurut melville J. Herskovits, unsur kebudayaan terdiri dari :
1)             Alat-alat teknologi
2)             System ekonomi
3)             Keluarga
4)             Kekuasaan politik
b.   Menurut Bronislaw Malinowski, unsur kebudayaan terdiri atas :
1)             System norma-norma yang memungkinkan kerja sama antar anggota masyarakat agar menguasai alam sekelilingnya.
2)             Organisasi ekonomi
3)             Alat-alat dan lembaga –lembaga petugas-petugas untuk pendidikan.
4)             Organisasi kekuatan
c.    Menurut C. Kluckhon unsur kebudayaan adalah sebagai berikut :
1)             Sytem religi
2)             System pengetahuan
3)             System mata pencaharian hidup
4)             System peralatan hidup atau teknologi
5)             Organisasi kemasyarakatan
6)             Bahasa
7)             Kesenian

d.   Substansi (isi) Utama Kebudayaan
Substansi (isi) utama kebudayaan berupa :
1.        Sistem pengetahuan
a)    Alam sekitar
b)   Alam flora didaerah tempat tinggal
c)    Alam Fauna ditempat tinggal
d)   Zat-zat bahan mentah dan benda-benada
e)    Tubuh manusia
f)    Sifat-sifat dan tingkah laku sesama manusia
g)   Ruang dan waktu
2.        Nilai
Nilai adalah sesuatu yang baik yang selalu diinginkan dicita-citakan dan dianggap penting oleh seluruh manusia sebagai anggota masyarakat. Sesuatu dikatakan memiliki nilai apabila berguna dan berharga (nilai kebenaran), indah (nilai estetika), baik (nilai moral atau etis), religius (nilai agama)
3.        Pandangan Hidup
Merupakan pedoman bagi suatu bangsa atau masyarakat dalam menjawab atau mengatasi masalah yang dihadapinya.
4.    Kepercayaan
Pada dasarnya semua manusia memiliki naluri untuk menghambakan diri kepada yang Maha Tinggi yaitu dimensi lain diluar dan lingkungannya.
5.    Persepsi
Suatu titik tolak pemikiran yang tersusun dari seperangkat kata-kata yang digunakan untuk memahami kejadian atau gejala dalam kehidupan persepsi terdiri dari :
a)    Persepsi Sensorik (tanpa menggunakan alat indra)
b)   Persepsi Telepatic (kekuatan mental individu)
c)    Persepsi Clairoyonce (kemampuan melihat peristiwa atau kejadian ditempat lain jauh dari dirinya).
d)   Etos kebudayaan Etos atau jiwa kebudayaan berasal dari bahasa Inggris berarti watak khas.

e.    Sifat Budaya dan Kecendrungannya
1.    Sifat-sifat Budaya
Kebudayaan yang dimiliki oleh setiap masyarakat itu tidak sama, seperti di Indonesia yang terdiri dari berbagai macam suku bangsa yang berbeda, tetapi setiap kebudayan mempunyai ciri atau sifat yang sama. Sifat tersebut bukan diartikan secara spesifik, melainkan bersifat universal. Dimana sifat-sifat budaya itu akan memiliki ciri-ciri yang sama bagi semua kebudayaan manusia tanpa membedakan faktor ras, lingkungan alam, atau pendidikan, yaitu sifat hakiki yang berlaku umum bagi semua budaya dimana juga.
Sifat hakikat kebudayaan di antaranya:
a)         Kebudayaan terwujud dan tersalurkan dari perilaku manusia.
b)        Kebudayaan telah ada lebih dahulu mendahului lahirnya suatu generasi tertentu, dan tidak akan mati dengan habisnya usia generasi yang bersangkutan.
c)         Kebudayaan diperlukan oleh manusia dan diwujudkan dalam tingkah lakunya.
d)        Kebudayaan mencakup aturan-aturan yang berisikan kewajiban, tindakan-tindakan yang diterima dan ditolak, tindakan-tindakan yang dilarang dan tindakan-tindakan yang dijinkan.
Sifat hakiki tersebut menjadi ciri setiap budaya. Akan tetapi sekelompok orang akan memahami sifat hakiki yang esensial, terlebih dahulu ia harus memecahkan pertentangan-pertentangan yang ada di dalamnya.

f.     Budaya dan Pemenuhan Kebutuhan Hidup Manusia
Budaya membantu manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Kebutuhan manusia terdiri dari :
1)   Kebutuhan biologis (organ tubuh)
a)      Makan dan minum
b)      Istirahat
c)      Buang air besar dan kecil
d)     perlindungan dan iklim dan cuaca
e)      Pelepasan dorongan seksual
f)       kesehatan yang baik
2)   Kebutuhan sosial
Antara lain :
a)         Kegiatan Bersama
b)        Berkomunikasi dengan sesama
c)         Keteraturan sosial dan kontrol sosial
d)        Pendidikan
3)   Kebutuhan Psikologis
a)         Rileks atau santai
b)        Kasih sayang
c)         Kepuasan altruistik
d)        Kehormatan
e)         Kepuasaan ego

g.   Budaya Diperoleh Melalui Belajar
Proses belajar kebudayaan oleh manusia sebagai anggota masyarakat dapat melalui :
1)        Proses Internalisasi
Proses Pengembangan potensi yang dimiliki manusia yang dipengaruhi baik lingkungan internal dari dalam diri manusia itu maupun eksternal yaitu dari luar diri manusia.
2)        Proses Sosialisasi
Ada beberapa syarat untuk terjadinya proses sosialisasi bagi hidupnya kelak Individu harus mampu berkomunikasi (membaca, menulis, dan berbicara). Pengendalian fungsi-fungsi organic harus dipelajari melalaui latihan-latihan mawas diri yang tepat. Individu harus dibiasakan dengan nilai-nilai dan norma-norma yang ada pada masyarakat.
3)        Proses Ekulturasi
Proses mempelajari dan menyesuaikan alam mpikiran serta sikapnya dengan adat istiadat, system norma, dan peraturan-peraturan yang hidup dalam kehidupannya. Proses ini disebut juga dengan pembudayaan yang dalam bahasa inggris disebut Institutionalization.
D.    Dampak Hasil Kebuyaan Terhadap Lingkungan
Suatu Kebudayaan memancarkan suatu ciri khas dari masyarakatnya yang tampak dari luar, artinya orang lain dapat melihat kekhasan budaya suatu daerah/ kelompok. Dengan menganalisa pengaruh akibat budaya terhadap lingkungan, seseorang dapat mengetahui mengapa suatu lingkungan tertentu akan berbeda dengan lingkungan lainnya dan menghasilkan kebudayaan yang berbeda pula. Beberapa variabel yang berhubungan dengan masalah kebudayaan dan lingkungan:
1.      Physical Environment, menunjuk pada lingkungan natural seperti, temperatur, curah hujan, iklim, wilayah geografis, flora dan fauna.
2.      Cultural Social Environment, meliputi aspek aspek kebudayaan beserta proses sosialisasi seperti norma-norma. Adat istiadat dan nilai-nilai.
3.      Environment Orientation and Repsentation, mengacu pada persepsi dan kepercayaan kognitif yang berbeda-beda pada setiap masyarakat mengenai lingkungan.
4.      Environmental Behavior and Process, meliputi bagaimana masyarakat menggunakann lingkungan dalam hubungan sosial.
5.      Out Carries Product, meliputi hasil tindakan manusia (membangun rumah, komunitas kota, beserta usaha-usaha manusia dalam memodifikasi lingkungan fisik seperti budaya pertanian dan iklim)

E.  Interaksi Sosial dan Komunitas
1.    Manusia sebagai Makhluk Sosial
Manusia adalah makhluk yang hidup bermasyarakat (zoon politicon). Kebutuhan manusia akan tercapai apabila manusia sanggup menyelaraskan peranannya sebagai makhluk ekonomi dan makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial, manusia tidk hanya mengandalkan kekuatannya sendiri, tetapi membutuhkan manusia lain dalam hal tertentu.
Kecenderungan menyukai dan membutuhkan kehadiran sesamanya merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Oleh karena itu manusia disebut makhluk sosial.
Dalam kehidupan yang lebih luas, misalnya masyarakat, seorang warga tidak dapat hidup tanpa bantuan warga lain. Pada saat kerja bakti misalnya, semua warga saling membantu beberapa warga membersihkan rumput, warga lainnya yang membersihkan selokan, dan beberapa mengecat tembok. Semua itu menunjukkan sifat manusia sebagai makhluk sosial.

A.  Karakteristik Manusia Sebagai Makhluk Sosial
Telah berabad-abad konsep manusia sebagai makhluk sosial itu ada yang menitik beratkan pada pengaruh masyarakat yang berkuasa kepada individu. Dimana memiliki unsur-unsur keharusan biologis, yang terdiri dari:
1.      Dorongan untuk makan
2.      Dorongan untuk mempertahankan diri
3.      Dorongan untuk melangsungkan jenis
Dari tahapan diatas menggambarkan bagaimana individu dalam perkembangannya sebagai seorang makhluk sosial dimana antar individu merupakan satu komponen yang saling ketergantungan dan membutuhkan. Sehingga komunikasi antar masyarakat ditentukan oleh peran oleh manusia sebagai makhluk sosial. Dalam perkembangannya manusia juga mempunyai kecenderungan sosial untuk meniru dalam arti membentuk diri dengan melihat kehidupan masyarakat yang terdiri dari :
a)    penerimaan bentuk-bentuk kebudayaan, dimana manusia menerima bentuk-bentuk pembaharuan yang berasal dari luar sehingga dalam diri manusia terbentuk sebuah pengetahuan.
b)   penghematan tenaga dimana ini adalah merupakan tindakan meniru untuk tidak terlalu menggunakan banyak tenaga dari manusia sehingga kinerja mnausia dalam masyarakat bisa berjalan secara efektif dan efisien.
Pada umumnya hasrat meniru itu kita lihat paling jelas di dalam ikatan kelompok tetapi juga terjadi didalam kehidupan masyarakat secara luas. Dari gambaran diatas jelas bagaimana manusia itu sendiri membutuhkan sebuah interaksi atau komunikasi untuk membentuk dirinya sendiri malalui proses meniru. Sehingga secara jelas bahwa manusia itu sendiri punya konsep sebagai makhluk sosial.
Yang menjadi ciri manusia dapat dikatakan sebagai makhluk sosial adalah adanya suatu bentuk interaksi sosial didalam hubugannya dengan makhluk sosial lainnya yang dimaksud adalah dengan manusia satu dengan manusia yang lainnya. Secara garis besar faktor-faktor personal yang mempengaruhi interaksi manusia terdiri dari tiga hal yakni :
a.         Tekanan emosional. Ini sangat mempengaruhi bagaimana manusia berinteraksi satu sama lain.
b.        Harga diri yang rendah. Ketika kondisi seseorang berada dalam kondisi manusia yang direndahkan maka akan memiliki hasrat yang tinggi untuk berhubungan dengan orang lain karena kondisi tersebut dimana orang yang direndahkan membutuhkan kasih saying orang lain atau dukungan moral untuk membentuk kondisi seperti semula.
c.         Isolasi sosial. Orang yang terisolasi harus melakukan interaksi dengan orang yang sepaham atau sepemikiran agar terbentuk sebuah interaksi yang harmonis.

2.    Masyarakat
Manusia sebagai makhluk sosial seperti yang telah dijelaskan di atas memiliki keinginan untuk menyatu dengan sesamanya serta alam lingkungan di sekitarnya. Dengan menggunakan pikiran, naluri, perasaan, keinginan, dan sebagainya, manusia memberi reaksi dan melakukan interaksi dengan lingkungannya. Pola interaksi sosial dihasilkan oleh hubungan yang berkesinambungan dalam suatu masyarakat.
Masyarakat berasal dari bahasa arab yaitu musyarak. Masyarakat memiliki arti sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup atau terbuka. Masyarakat terdiri atas individu-individu yang saling berinteraksi dan saling tergantung satu sama lain atau di sebut zoon polticon. Dalam proses pergaulannya, masyarakat akan menghasilkan budaya yang selanjutnya akan dipakai sebagai sarana penyelenggaraan kehidupan bersama. Oleh sebab itu, konsep masyarakat dan konsep kebudayaan merupakan dua hal yang senantiasa berkaitan dan membentuk suatu sistem.
Dari pengertian-pengertian di atas, dapat di lihat bahwa masyarakat merupakan organisasi manusia yang selalu berhubungan satu sama lain dan memiliki unsur-unsur pokok sebagai berikut.
  1. Orang-orang dalam jumlah relatif besar saling berinteraksi,baik antara individu dengan kelompok maupun antarkelompok sehingga menjadi satu kesatuan sosial budaya.
  2. Adanya kerja sama yang secara otomatis terjadi salam setiap masyarakat, baik dalam skala kecil (antarindividu) maupun dalam skala luas (antarkelompok). Kerja sama ini meliputi berbagai aspek kehidupan seperti ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, serta pertahanan dan keamanan.
  3. Berada dalam wilayah dengan batas-batas tertentu yang merupakan wadah tempat berlangsungnya suatu tata kehidupan bersama. Ada dua macam wilayah yang oleh Robert Lawang di sebut satuan administratif (desa-kecamatan-kabupaten-provinsi), dan satuan teritorial (kawasan pedesaan-perkotaan).
  4. Berlangsung dalam waktu relatif lama, serta memiliki norma sosial tertentu yang menjadi pedoman dalam sistem tata kelakuan dan hubungan warga masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya.
Menurut Soerjono Soekanto alam masyarakat setidaknya memuat unsur sebagai berikut ini :
a.       Berangotakan minimal dua orang.
a.        Anggotanya sadar sebagai satu kesatuan.
b.      Berhubungan dalam waktu yang cukup lama yang menghasilkan manusia baru yang saling berkomunikasi dan membuat aturan-aturan hubungan antar anggota masyarakat.
c.       Menjadi sistem hidup bersama yang menimbulkan kebudayaan serta keterkaitan satu sama lain sebagai anggota masyarakat.
Menurut Marion Levy diperlukan empat kriteria yang harus dipenuhi agar sekumpolan manusia bisa dikatakan / disebut sebagai masyarakat.
a.       Ada sistem tindakan utama.
b.      Saling setia pada sistem tindakan utama.
c.       Mampu bertahan lebih dari masa hidup seorang anggota.
d.      Sebagian atan seluruh anggota baru didapat dari kelahiran / reproduksi manusia.
Konsep masyarakat tidak berdiri sendiri, tetapi erat hubungannya dengan lingkungan. Hal tersebut berarti bahwa ketika seseorang berinteraksi dengan sesamanya, maka lingkungan menjadi faktor yang mempengaruhi sikap-sikap, perasaan, perlakuan dan kebiasaan-kebiasaan yang ada di lingkungannya. Misalnya : lingkungan keluarga, para remaja yang sebaya, lingkungan kerja dan kampus. Di masing-masing lingkungan itulah ia akan termasuk sebagai anggota kelompoknya. Oleh karena itu, ia dapat menyertakan, memainkan sifat dan kehendak anggota kelompoknya bahkan kadang-kadang menciptakan, meminjam, meniru dan memperkenalkan perilaku yang berbeda dalam masyarakat.
3.    Interaksi sosial
A.  Pengertian Interaksi Sosial
Manusia dalam hidup bermasyarakat, akan saling berhubungan dan saling membutuhkan satu sama lain. Kebutuhan itulah yang dapat menimbulkan suatu proses interaksi sosial. Maryati dan Suryawati (2003) menyatakan bahwa,“Interaksi sosial adalah kontak atau hubungan timbal balik atau interstimulasi dan respons antar individu, antar kelompok atau antar individu dan kelompok”.Pendapat lain dikemukakan oleh Murdiyatmoko dan Handayani (2004), “Interaksi sosial adalah hubungan antar manusia yang menghasilkan suatu proses pengaruh mempengaruhi yang menghasilkan hubungan tetap dan pada akhirnya memungkinkan pembentukan struktur sosial”. “Interaksi positif hanya mungkin terjadi apabila terdapat suasana saling mempercayai, menghargai, dan saling mendukung”.Berdasarkan definisi di atas maka, penulis dapat menyimpulkan bahwa interaksi sosial adalah suatu hubungan antar sesama manusia yang saling mempengaruhi satu sama lain baik itu dalam hubungan antar individu, antar kelompok maupun antar individu dan kelompok.
Di bawah ini pengertian interaksi sosial menurut para ahli, sebagai berikut ;
a)        Interaksi Sosial. Homans ( dalam Ali, 2004) mendefinisikan interaksi sebagai suatu kejadian ketika suatu aktivitas yang dilakukan oleh seseorang terhadap individu lain diberi ganjaran atau hukuman dengan menggunakan suatu tindakan oleh individu lain yang menjadi pasangannya. Konsep yang dikemukakan oleh Homans ini mengandung pengertian bahwa interaksi adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh seseorang dalam interaksi merupakan suatu stimulus bagi tindakan individu lain yang menjadi pasangannya.
b)        Sedangkan menurut Shaw, interaksi adalah suatu pertukaran antarpribadi yang masing- masing orang menunjukkan perilakunya satu sama lain dalam kehadiran mereka, dan masing- masing perilaku mempengaruhi satu sama lain.
c)        Thibaut dan Kelley, mendefinisikan interaksi sebagai peristiwa saling mempengaruhi satu sama lain ketika dua orang atau lebih hadir bersama, mereka menciptakan suatu hasil satu sam lain atau berkomunikasi satu sama lain. Jadi dalam kasus interaksi, tindakan setiap orang bertujuan untuk mempengaruhi individu lain.
d)       Pengertian Interaksi sosial menurut Bonner ( dalam Ali, 2004) merupakan suatu hubungan antara dua orang atau lebih individu, dimana kelakuan individu mempengaruhi, mengubah atau mempengaruhi individu lain atau sebaliknya.
e)        Pengertian Interkasi sosial menurut beberapa ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa, interaksi sosial adalah hubungan timbal balik anatara dua orang atau lebih, dan masing-masing orang yang terlibat di dalamnya memainkan peran secara aktif. Dalam interaksi juga lebih dari sekedar terjadi hubungan antara pihak- pihak yang terlibat melainkan terjadi saling mempengaruhi.

B.  Macam - Macam Interaksi Sosial
Menurut Maryati dan Suryawati (2003) interaksi sosial dibagi menjadi tiga macam, yaitu :
1.        Interaksi antara individu dan individu.
Dalam hubungan ini bisa terjadi interaksi positif ataupun negatif. Interaksi positif, jika jika   hubungan yang terjadi saling menguntungkan. Interaksi negatif, jika hubungan timbal balik merugikan satu pihak atau keduanya (bermusuhan).
2.        Interaksi antara individu dan kelompok.
Interaksi ini pun dapat berlangsung secara positif maupun negatif. Bentuk interaksi sosial individu dan kelompok bermacam - macam sesuai situasi dan kondisinya.
3.        Interaksi sosial antara kelompok dan kelompok.
Interaksi sosial kelompok dan kelompok terjadi sebagai satu kesatuan bukan kehendak pribadi. Misalnya, kerja sama antara dua perusahaan untuk membicarakan suatu proyek.
C.  Bentuk - Bentuk Interaksi Sosial
Berdasarkan pendapat menurut Tim Sosiologi (2002), interaksi sosial dikategorikan ke dalam dua bentuk, yaitu :
a.       Interaksi sosial yang bersifat asosiatif, yakni yang mengarah kepada bentuk - bentuk asosiasi (hubungan atau gabungan) seperti :
1.         Kerja sama, adalah suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok untuk mencapai tujuan  bersama.
2.         Akomodasi, adalah suatu proses penyesuaian sosial dalam interaksi antara pribadi dan kelompok - kelompok manusia untuk meredakan pertentangan.
3.         Asimilasi, adalah proses sosial yang timbul bila ada kelompok masyarakat dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda, saling bergaul secara intensif dalam jangka waktu lama, sehingga lambat laun kebudayaan asli mereka akan berubah sifat dan wujudnya membentuk kebudayaan baru sebagai kebudayaan campuran.
4.         Akulturasi, adalah proses sosial yang timbul, apabila suatu kelompok masyarakat manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur - unsur dari suatu kebudayaan asing sedemikian rupa sehingga lambat laun unsur - unsur kebudayaan asing itu diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri, tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian darikebudayaan itu sendiri.
b.      Interaksi sosial yang bersifat disosiatif, yakni yang mengarah kepada bentuk - bentuk pertentangan atau konflik, seperti :
1.         Persaingan, adalah suatu perjuangan yang dilakukan perorangan atau kelompok sosial tertentu, agar memperoleh kemenangan atau hasil secara kompetitif, tanpa menimbulkan ancaman atau benturan fisik di pihak lawannya.
2.         Kontravensi, adalah bentuk proses sosial yang berada di antara persaingan dan pertentangan atau konflik. Wujud kontravensi antara lain sikap tidak senang, baik secara tersembunyi maupun secara terang - terangan yang ditujukan terhadap perorangan atau kelompok atau terhadap unsur – unsur kebudayaan golongan tertentu. Sikap tersebut dapat berubah menjadi kebencian akan tetapi tidak sampai menjadi pertentangan atau konflik.
3.         Konflik, adalah proses sosial antar perorangan atau kelompok masyarakat tertentu, akibat adanya perbedaan paham dan kepentingan yang sangat mendasar, sehingga menimbulkan adanya semacam gap atau jurang pemisah yang mengganjal interaksi sosial di antara mereka yang bertikai tersebut.
4.      Ciri - Ciri Interaksi Sosial
Menurut Tim Sosiologi (2002), ada empat ciri - ciri interaksi sosial, antara lain :
a)      Jumlah pelakunya lebih dari satu orang.
b)      Terjadinya komunikasi di antara pelaku melalui kontak sosial.
c)      Mempunyai maksud atau tujuan yang jelas.
d)     Dilaksanakan melalui suatu pola sistem sosial tertentu.
5.      Syarat - Syarat Terjadinya Interaksi Sosial
Berdasarkan pendapat menurut Tim Sosiologi (2002), interaksi sosial dapat berlangsung jika memenuhi dua syarat di bawah ini, yaitu :
a)      Kontak sosial, adalah hubungan antara satu pihak dengan pihak lain yang merupakan awal terjadinya interaksi sosial, dan masing - masing pihak saling bereaksi antara satu dengan yang lain meski tidak harus bersentuhan secara fisik.
b)      Komunikasi, artinya berhubungan atau bergaul dengan orang lain.







KESIMPULAN
Individu adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan khas di dalam lingkungan sosialnya,malainkan juga mempunyai kepribadian serta pola tingkah laku spesifik dirinya. Interaksi sosial adalah hubungan antar manusia yang menghasilkan suatu proses pengaruh mempengaruhi yang menghasilkan hubungan tetap dan pada akhirnya memungkinkan pembentukan struktur sosial. Yang menjadi ciri manusia dapat dikatakan sebagai makhluk sosial adalah adanya suatu bentuk interaksi sosial didalam hubugannya dengan makhluk sosial lainnya yang dimaksud adalah dengan manusia satu dengan manusia yang lainnya




















DAFTAR PUSTAKA

Effendi, R. dan Malihah, E. (2007). Pendidikan Lingkungan Sosial, Budaya dan Teknologi. Bandung: CV. Maulana Media Grafika.
Hamid-Hasan, S. (2010). Penguatan Metodelogi Pembelajaran Berdasarkan Nilai-Nilai Budaya Untuk Membentuk Daya Saing dan Karakter Bangsa. Jakara: Depdiknas
Abyhape. (2011). Manusia dan Kebudayaan. [Online].
Tersedia http://abyhape.blogspot.com/2011/03/manusia-dan-kebudayaan.html [22 juni 2016]
Agustina, E. (2011). Kemajemukan Dan Kesetaraan Sebagai Kekayaan Sosial Budaya Bangsa. [Online].
Ahira, A. (2011). Pengarauh Kebudayaan Barat Pada Kebudayaan Indonesia. [Online].




















Komentar

  1. How to get to Caesars Palace via Bus or via bus or train
    Bus 평택 출장마사지 or train is one of the easiest 포항 출장샵 ways to get to Caesars Palace via 이천 출장샵 bus or train from Belmont Station. 논산 출장샵 Once 양산 출장안마 you've found the best ways to get to the

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makalah Perkembangan Bahasa Indonesia

Islam Agama Yang Sempurna

Makalah Ushul Fiqh